Tuesday, November 9, 2010

Pesan tentang "CINTA" buat para Suami
 

Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.
“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.
”Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis
” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.
Dear my friends, that’s a true story from someone who taugh me about the important of investment three years ago. I wish i could be someone like him…to give all attention to family..i believe family is our precious thing..more than money or gold.

Ditulis oleh adriannugraha

Thursday, February 25, 2010

Narsis dot com setelah Sholat Ied, nyekar ke Makam Bapak & sungkem Ibu :-)

Solid Team (pake sandal jepit semua) @borobudur
Sent from my BlackBerry®

Narsis man in action @simalem
Sent from my BlackBerry®

Kenangan di Hotel BIFA Jogjakarta saat liburan bersama keluarga.
Sent from my BlackBerry®

Tuesday, February 3, 2009

Perempuan Yg Dicintai Suamiku
Oleh : Botefilia

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic. Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu. Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah. Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita. Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja. Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan. Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya”, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun! Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya. Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?” Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu, Dear Meisha, Kau bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya. Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan. Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart. yours,Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu.
Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

Setahun kemudian … Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.” Mario, suamiku….Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?”
Aku tidak perduli, dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan. Istrimu,Rima
”Di surat yang lain,“………
Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……
"Disurat yang kesekian,“…….
Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.Tahukah engkau suamiku,Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”Jelita menatap Meisha, dan bercerita,“Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”. Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.Dear Meisha,Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…

Sunday, October 19, 2008

Back in August 2005 Canon 'defined a new DSLR category' (their words) with the EOS 5D. Unlike any previous 'full frame' sensor camera, the 5D was the first with a compact body (i.e. not having an integral vertical grip) and has since then proved to be very popular, perhaps because if you wanted a full frame DSLR to use with your Canon lenses and you didn't want the chunky EOS-1D style body then the EOS 5D has been your only choice. Three years on and two competitors have turned up in the shape of the Nikon D700 and Sony DSLR-A900, and Canon clearly believes it's time for a refresh.

So here is the 5D Mark II, which punches high in terms of both resolution and features, headlining: 21 megapixels, 1080p video, 3.0" VGA LCD, Live view, higher capacity battery. In other words, a camera that aims to leapfrog both its direct rivals, either in terms of resolution (in the case of the D700) or features (in the case of the DSLR-A900). Full detail below.


Key features / improvements :

  • 21 megapixel CMOS sensor (very similar to the sensor in the EOS-1Ds Mark III)
  • Sensor dust reduction by vibration of filter
  • ISO 100 - 6400 calibrated range, ISO 50 - 25600 expansion (1Ds Mark III & 5D max ISO 3200)
  • Auto ISO (100 - 3200) in all modes except manual
  • 3.9 frames per second continuous shooting
  • DIGIC 4 processor, new menus / interface as per the EOS 50D
  • Image processing features:
  • Highlight tone priority
  • Auto lighting optimizer (4 levels)
  • High ISO noise reduction (4 levels)
  • Lens peripheral illumination correction (vignetting correction)
  • RAW and SRAW1 (10 MP) / SRAW2 (5 MP)
  • RAW / JPEG selection made separately
  • Permanent display of ISO on both top plate and viewfinder displays
  • AF microadjustment (up to 20 lenses individually)
  • Three custom modes on command dial, Creative Auto mode
  • Image copyright metadata support
  • 98% coverage viewfinder (0.71x magnification)
  • 3.0" 920,000 dot LCD monitor with 'Clear View' cover / coatings, 170° viewing angle
  • Automatic LCD brightness adjustment (ambient light sensor)
  • Live view with three mode auto-focus (including face detection)
  • No mirror-flip for exposures in Live View if contrast detect AF selected
  • Movie recording in live view (1080p H.264 up to 12 minutes, VGA H.264 up to 24 mins per clip)
  • Two mode silent shooting (in live view)
  • New jump options in play mode
  • HDMI and standard composite (AV) video out
  • Full audio support: built-in mic and speaker, mic-in socket, audio-out over AV (although not HDMI)
  • IrPort (supports IR remote shutter release using optional RC1 / RC5 controllers)
  • UDMA CompactFlash support
  • New 1800 mAh battery with improved battery information / logging
  • New optional WFT-E4 WiFi / LAN / USB vertical grip
  • Water resistance: 10 mm rain in 3 minutes

Wednesday, September 24, 2008

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman,atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana.Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliahsaya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiaporang memilikinya.Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnyakepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksimereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikandidepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat danselalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlahmudah.Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anakbungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergikerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranyasangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambilmencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiaporang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orangyang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihatmengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah sayamembaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat dibelakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebihpendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang"tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapijuga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah iameminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitungbeberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedangmemainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental,dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Sayamerasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itukini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 sajasudah sampai didepan counter.Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin sayapesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli olehmereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalamrestoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membelisesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpakubeberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah merekamencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampirsemuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya barumenyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju kediri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketigakalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyumdan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampanterpisah.Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada dicounter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya kemeja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampanlainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedualelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu diatas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapaktangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan initelah saya pesan untuk kalian berdua."Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basahber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunyasaya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelingasaya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluklelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali sayamerengkuh kedua lelaki itu.Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkanmereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yangtidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencobameredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yangpasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami salingberpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur danmenyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangatmembutuhkan.Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akanmeninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, merekasatu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan'dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangitangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yangmahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberikesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkantadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjakmeninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearahkedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami,mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalumelambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang sayamerenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orangtunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasihsayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' iniditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dankeesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya kedepan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikanceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketikaakan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakanpaper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksamacerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dangaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat parasiswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimanasesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk dideretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untukmengungkapkan perasaan harunya.Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanyadengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya."Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat'dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuhorang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku,dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagaimahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernahsaya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi olehpara pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca danmemaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana caraMENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKITHARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKANMILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKANSESAMA!Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskancerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat'yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita iniakan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun)bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi darikehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkanJEJAK di dalam hatimu.Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untukberinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilanganuang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilanganlebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akankehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewanmakanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu kedalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisamendapatkannya.Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orangtua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dariPENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisamendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

Monday, September 22, 2008

Palladium Ramadhan Fair

Suasana pameran di Palladium

Monday, September 1, 2008

Sambil menunggu "Sertijab" dimulai, Trio "Libels" Photo bersama dulu di R Nadasela Kandatel Medan.

Sent directly from e90.

Sunday, August 31, 2008

I'm here, try to sending report from field directly inserted into My blog using my e90. Great fitur from blogger mobile.

My Little "Big" daughter, ..... Cute, Isn't she ?

Nyoba ngirim fotonya Chipper pake email langsung masuk ke Blog. Thanks Blogger Mobile, It’s Great fitur.

Mas.Miko

Sunday, August 24, 2008

Kisah Kepopuleran Si OKIM

Okim, pesuruh di kantor kami dikenal suka omong gede,
ngakunya kenal sama semua orang beken di negeri ini.Tingkahnya itu kadang-kadang ngeselin. Suatu waktu, boss-nya penasaran dan ingin membuktikan bualannya."Oke boss" kata si Okim, "sebutin aja deh nama orangnya yang ane kagak kenal"."Coba buktiin you kenal nggak sama si Maya Ahmad"."Beres boss. 'Yuk kita ke pengadilan.
Maklum si Maya ' kan lagi ngegugat-cerai lakinya."Di pengadilan, menunggu sebentar,
nggak lama kemudian muncul Maya diiringi pengacaranya.
Begitu lewat di depan si Okim, langsung si Maya negor:
"Eh, Kim ke mana aja udah lama nggak keliatan?",
diiringi cium pipi kiri dan kanan ala selebritis.
"'Ntar kalo urusan udah selesai main ya kerumah". Sejenak si boss terpana, tapi tak lama kemudian dia ngomong:
"Ah, saya masih belum yakin. 'ngkali kebetulan aja.
Ayo sekarang tunjukin kalo you kenal sama si Liem Sioe Liong".
"Beres boss". Esoknya mereka menunggu di lobby gedung BCA yg diagunin ke BPPN itu.
Tak lama kemudian muncullah si taipan diiringi bodyguard-nya.
Melihat si Okim, eh si taipan nyamperin:"Haiyya, Kim. Tumben elu baru nongol. Owe udah lama nyariin elu.
Ke mana ajah? Yuk keatas dulu, kita ngopi sebentar"."Wah, 'koh, ane lagi banyak urusan nih. Kamsia deh.
Kapan-kapan ane pasti mampir lagi".
Si taipan nyautin: "Iya dah. Jangan lupa ya",
sambil tangannya menyisipkan sesuatu ke kantong si Okim.
Beberapa saat si boss melongo menyaksikan semua adegan pembicaraan.
Tapi si boss masih penasaran, katanya:"Oke deh, saya udah hampir percaya semua yang saya saksikan.
Tapi ini testyang terakhir. Coba buktiin kalo you kenal sama Gus Dur"."Yakh boss, terang ane kenal, 'kan saben hari nongol di TV"."Bukan itu maksudku, tapi kenalnya kenal beneran", sergah si boss. "Beres deh boss, 'kan hari Minggu ada Gus Dur di Senayan. 'Ntar kita ke sana ."Hari Minggu sungguh luar biasa, ribuan massa sudah luber di Senayan."Wah, boss kalo gini caranya susah juga ya.
Gimana caranya dia tau ane ada di sini. Tapi... gini aja deh, boss. Boss tunggu aja di sini. Boss liat aja nanti ane keluar di podium barengan ame Gus Dur. Ane kenal kok sama Banser-Banser yang tugas di podium. "Ditunggu-tunggu, setengah jam kemudian tepuk tangan bergemuruh nyambut Gus Dur keluar dari podium, dan...keluar dengan digandeng si Okim disebelahnya. Di sebelah satunya jelas si Yenny, putrinya. Tak lama kemudian si Okim balik mau nemuin boss-nya. Kaget dia nemuin bossnya pingsan dikelilingi Petugas P3K, jangan-jangan serangan jantung. Setelah ditunggu beberapa lama kemudian, pelan-pelan dia ngomong ke si bossnya:"Boss, boss kenapa ente". Nggak lama si boss buka matanya, setengah berbisik "Nggak apa-apa. Aku nggak apa-apa".
"Abis kenapa bisa kejadian begini?", tanya si Okim.
"Tadi waktu you keluar bareng Gus Dur di podium, orang di sebelah saya ngomong:
"EH, SIAPA TUH YANG DIGANDENG SI OKIM???
Kemajuan Indonesia di Bidang Telekomunikasi

Tiga negara, yaitu Amerika, Inggris, dan Indonesia berlomba-lomba menentukan siapa diantara mereka yang lebih dulu menggunakan teknologi canggih dengan meneliti keadaan tanah negaranya masing-masing untuk melihat siapa yang terhebat di masa yang lalu.
Disepakati penelitian dimulai dari Amerika trus Inggris & terakhir Indonesia.
Di Amerika, setelah penggalian sudah mencapai 1000 meter maka ditemukan kabel tembaga, maka Team Amerika dengan bangganya menyimpulkan bahwa 1500 tahun yang lalu telah dibangun jalur telepon dengan memakai tembaga di Amerika.
Di Inggris, setelah penggalian sudah mencapai kedalaman 1000 m tidak ditemukan kabel tembaga, tetapi setelah mencapai kedalaman 1500 m ditemukan serpihan kaca maka Team Inggris tersebut dengan bangganya menyimpulkan bahwa 2500 tahun yang lalu telah dibangun jalur komunikasi dengan memakai Fiber Optik di Inggris
Dan terakhir di Indonesia, setelah penggalian sudah mencapai kedalaman 500 m dan 1000 m sampai seterusnya tidak ditemukan apa-apa, lalu dgn sangat bangganya, maka Team Indonesia menyimpulkan bahwa 5000 tahun yang lalu komunikasi di sini telah menggunakan Wireless

Thursday, August 21, 2008


Bukan Rumah yang mewah memang, tapi rumah yang sejuk, damai dan tenteram. Disini Tinggal My beloved Wife Ayie', My Sweety Riris & My Little Cute "beauty princess" Ocha (soalnya anaknya protes kalo cuma aku bilang "My Little Cute"), It's My Home Sweet Home - My Lovely Little Cabin, semakin kita jauh semakin kita rindu dengan rumah kita.


Posted using ShareThis

Monday, August 11, 2008

Walk arround on KL

Setelah seharian melakukan perjalanan dari Singapore ke KL menggunakan BIS, setelah mandi di Hotel Federal, kita langsung jalan-jalan ke Petronas Tower. Disana ambil Foto & lihat suasana malam disekitar Twin tower.
Photo lain bisa dilihat di http://picasaweb.google.co.id/mas.miko/HolidayOnSGKL

Monday, May 26, 2008




Sebagai salah satu Datel yang ditunjuk sebagai Pilot Project "25 Caring Program" Nasional, Datel Medan segera melakukan action dengan membentuk suatu Unit baru yang diberi nama COCC. Customer Operation Care Center yang merupakan kepanjangan dari COCC adalah suatu Unit yang mengintegrasikan beberapa fungsi pekerjaan kedalam suatu Unit Baru dengan tujuan untuk lebih menyederhanakan Proses Bisnis yang ada dengan tanpa menyalahi SOA. COCC mempunyai fungsi Caring & Telemarketing, Operational Control (Ggn, PSB, Mutasi), Monitoring & Reporting. Diharapkan dengan adanya COCC ini dapat membantu Manajemen dalam mempercepat proses pengambilan keputusan, karena semua fungsi operational sudah termonitor secara dini.
Mengingat di dalam COCC ini merupakan integrasi dari beberapa Unit (Customer Care, UBC, ANO, ANM), maka mutlak diperlukan suatu kondisi Team Work yang SOLID ..... bukan Team yang SULIT :-)
Oleh karena itu pada tanggal 23 s/d 25 Mei 2008, bertempat di lokasi Sei Wampu - Marike telah dilaksanakan kegiatan Outbond - Team Building COCC. Dimana pada kegiatan tersebut melibatkan banyak Unit yang terkait dalam Proses Bisnis COCC, Customer Care, ANO, ANM, UBC, 147 - Call Center, Multimedia, Helpdesk Flexi. Tidak kurang 90 orang terlibat didalam kegiatan tersebut.
Sebagai Acara Puncak, pada hari terakhir dilaksanakan kegiatan Rafting (Arung Jeram), yang diikuti oleh semua peserta dengan senang hati. Kalo pada awalnya banyak peserta yang takut untuk ikut Rafting - Setelah selesai kegiatan ganti saya yang takut mereka ketagihan Rafting.
Photo lengkap kegiatan ini dapat dilihat di Album :

Saturday, March 29, 2008

di pantai cermin


Hmmm mesranya, Ini adalah kenangan saat ayie' datang ke Medan. Dan kita berdua nginep di Pantai Cermin. Paginya ada acara kebersamaan bersama teman-teman kantor

Saturday, March 17, 2007

Kenanganku Photo bersama di Taman Safari Indonesia II. Bersama Bapak, Mbak Ninil, Viera, Dio, Ayie', Riris & Oca.
Kesana setelah Lebaran 2006, Oca sudah berani naik Ayunan Putar, sedangkan Mbak Riris, mbak Viera and Mas Dio lebih memilih naik Roller Coaster. Lihat bagaimana ekspresi mereka saat turun dari Roller Coaster .... ha ha ha kaya' orang maboook. Dio paling suka naik Bom-bom Boat. And Viera punya kesempatan bertemu dengan Saudara kembarnya :-) ...... he he he

Semuanya pergi kesana BDD lhoh .... hasil kerja keras masing-masing selama Lebaran :-D
Ini tah Saudara kembarnya Mbak Viera

Haloooo friends,
Ini adalah Blog pribadi keluarga saya. Di Web ini keluarga kami akan menuangkan pengalamannya, baik disekolah, dirumah dan dimana saja kami bepergian .... berwisata.
Sooo, jangan sungkan-sungkan untuk menulis disini